TIPS MENGATASI RASA JENUH


TIPS MENGATASI RASA JENUH

Assalamu'alaikum.wr.wb.
Sejatinya hidup ini penuh warna. Sang Khalik menciptakan alam semesta ini dengan begitu indah. Bagi manusia yang pandai bersyukur, tentunya tidak akan lepas dari rasa kagum akan setiap sudut ciptaanNya. Hal itu seharusnya menambah kenikmatan bagi kehidupan yang kita jalani.
Bagi setiap mahluk, menjalani rutinitas kehidupan adalah hal yang lumrah. Tidak terkecuali dengan saya. Bekerja, beribadah, makan, istirahat, dan aktivitas yang lainnya. Dalam 28 tahun kehidupan saya, kurang lebih hampir 10 tahun saya menjalani aktivitas mengajar dan selama 5 tahun menjalani aktivitas berumah tangga. Ditahun pertama mengajar, saya begitu bersemangat. Suatu ketika setelah beberapa tahun, saya merasa ada sesuatu yang kurang. Rasanya rutinitas yang selama ini kujalani sudah tidak istimewa lagi. Selang beberapa saat, saat itu adalah awal saya menjalani kehidupan rumah tangga, saya kembali bersemangat. Mungkin hadirnya sosok suami memberi warna baru dalam kehidupan saya. Saya mulai menjalani aktivitas saya dengan motivasi dari suami dan kata-kata dari seorang guru “ jalanilah aktivitasmu dengan niat ibadah”. Tapi setelah 4 tahun, rasa itu muncul kembali dengan kadar yang lebih besar. Mungkin inilah yang dinamakan titik jenuh. Dan untuk beberapa waktu, saya tidak bisa menghindarinya. Ini begitu menyiksa dan tentunya membuat hidup saya kurang berkualitas. Sampai suatu ketika saya menemukan sebuah artikel menarik yang isinya tentang tips menghilangkan kejenuhan. Saya mencoba menerapkan dalam kehidupan saya, dan Alhamdulillah sangat bermanfaat.
Berikut ini tipsnya, mudah-mudahan dapat berguna juga untuk para pembaca:
  1. Sapalah aktivitas kehidupan di luar aktivitas rutin (profesi/pekerjaan/kuliah) yang saudara geluti.
    Di dalam kehidupan banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain kerja/kuliah. Di masyarakat, ada kegiatan RT/RW, arisan keluarga, gotong royong, menjenguk tetangga yang sakit atau kesusahan, merupakan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Di kalangan mahasiswa, saudara bisa ikut aktivitas organisasi kampus, penelitian di masyarakat, melakukan advokasi dan pengabdian pada masyarakat. Melalui aktivitas-aktivitas di luar kegiatan rutin, kita akan mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan pergaulan yang tidak ternilai harganya. Bahkan, dengan cara ini kita bisa berbagi dan berempati dengan sesama.(ta’awanu alal birri wattaqwa wala ta’awanu alal ‘ismi wal’udwan)
  2. Sempatkan waktu untuk menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan.
    Dengan cara melakukan rekreasi bersama keluarga atau teman-teman kita dapat menghilangkan kejenuhan dan kepenatan yang menimpa diri kita. Nikmatilah indahnya alam pegunungan, ombak lautan, makanan nikmat, keunikan yang dimiliki oleh binatang, dan kreasi-kreasi manusia yang ada di berbagai obyek wisata. Semua itu harus dijadikan sebagai bagian dari upaya kita mendekatkan diri kepada Tuhan. Melalui ciptaan-Nya kita dapat lebih mengenal dan bersyukur kepada-Nya (tafaqqaru fi khalqillah wala tafaqqaru fi dzatihi)
  3. Perkokoh motivasi dan keyakinan hidup.
    Ungkapan yang sering kita dengar adalah gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Ungkapan ini memberikan motivasi yang kuat dalam meraih berbagai kesuksesan. Selain itu, ungkapan ini juga menyarankan agar dalam melakukan berbagai aktivitas hendaknya dibuat target atau tujuan yang hendak dicapai. Ketika aktivitas yang dilakukan belum sesuai dengan target atau tujuan yang diharapkan, maka perlu dilakukan evaluasi yang hasilnya dapat dijadikan bahan untuk menambah motivasi yang lebih besar sehingga dapat meraih kesuksesan.
    Dalam kajian psikologi, manusia biasanya akan melakukan sesuatu jika ia punya kemaun terhadap sesuatu itu. Kemauan ini tergantung pula kepada sesuatu yang mencetuskannya. Cetusan kemauan bisa kuat atau lemah. Cetusan inilah yang dinamakan motif. Oleh karena itu, motivasi yang ada dalam diri manusia sangat bergantung pada seberapa besar motif yang mendorongnya. Dalam ajaran Islam, motif diidentikkan dengan niat. Niatlah yang menentukan seseorang melakukan perbuatan baik atau jelek. Dengan niat pula seseorang dapat melakukan pekerjaan secara berkualitas dan meraih kesuksesan. Sabda Nabi menyatakan
    “Segala perbuatan manusia bergantung kepada Niatnya”
    Motif atau niat yang terbaik adalah niat yang penuh keikhlasan kepada Allah. Niat semacam ini akan menghilangkan berbagai macam perasaan yang menghantui diri manusia seperti sombong, ingin mendapat pujian, ingin imbalan, dan sebagainya. Selain itu, dengan niat ikhlas ini akan menambah keyakinan dalam menjalani hidup. Hidup di dunia hanyalah terminal menuju kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan di akhirat kelak. Di akhirat nanti manusia akan bertemu dengan Tuhannya dan itulah yang menjadi tujuan utama manusia hidup. Firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 21 “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (pertemuan) kepada Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Penjelasan inilah yang saya jadikan modal untuk terus meraih kesuksesan-kesuksesan dalam menjalani hidup ini. Saya pun berharap penjelasan yang singkat ini dapat dijadikan pegangan untuk kita semua. Kesuksesan yang telah kita raih perlu diteruskan untuk meraih kesuksesan yang sesungguhnya di alam akhirat nanti. Sementara bagi anda yang belum meraih kesuksesan dalam hidup di dunia ini, kejarlah terus dengan semangat tinggi, penuh optimisme, dan senantiasa berada dalam keridlaan-Nya.
Selamat mencoba...
Wassalamu'alaikum.wr.wb

No comments:

Post a Comment